Mengenal Berbagai Macam Jenis Alat Musik Dari Sumatra Barat
Kebudayaan Minangkabau
di Sumatera Barat tidak bisa dipisahkan dari seni musik; musik
mengiringi berbagai hal mulai dari aktifitas menanam padi, pertandingan
pencak silat hingga perayaan besar-besaran seperti pernikahan dan
perayaan Tambuik. Jenis alat musik di Sumatra Barat pun beragam dan memiliki beragam bentuk serta metode untuk memainkannya.
Berikut adalah berbagai jenis alat musik di Sumatra Barat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari adat istiadat masyarakatnya.
Talempong Kuningan-Musik Dari Sumatera Barat
Tiap budaya punya alat musik untuk menyambut tamu istimewa, talempong dari Sumatra Barat adalah salah satunya.
Talempong, Alat Musik untuk Penyambutan Tamu Istimewa
Jika Anda menjadi tamu istimewa dalam sebuah acara yang diadakan dengan cara tradisional, atau masuk ke acara pernikahan khas Sumatra Barat, Anda mungkin akan mendengar suara indah mirip bonang (alat musik pukul dari set gamelan) yang dimainkan. Talempong adalah alat musik yang menghasilkan suara tersebut. Suaranya yang dalam, menggema dan merdu membuatnya cocok sebagai alat musik di acara penyambutan.Ukuran dan Bentuk Talempong
Jika Anda pernah melihat instrumen bonang pada set gamelan Jawa, maka seperti itulah bentuk talempong. Bahan untuk membuat talempong bermacam-macam; ada yang sederhana seperti batu atau kayu, namun saat ini yang paling banyak ditemukan dan dimainkan di berbagai acara adalah talempong kuningan.
Talempong terdiri dari beberapa gong kecil berdiameter 15 hingga 17 sentimeter yang dideretkan pada sebuah rangka kayu. Bagian bawah talempong berlubang sehingga menimbulkan kesan suara seperti bergema jika dipukul dengan pemukul kayu. Ini membuat suara yang dihasilkan sangat dalam, bergaung dan memberi kesan yang berbeda pada rangkaian musik yang dimainkan.
Cara memainkannya adalah dengan memukulkan pemukul ke tonjolan berbentuk lingkaran yang ada di bagian atas gong talempong tersebut. Gong yang ukurannya berlainan akan membentuk nada yang berlainan pula. Rangkaian nada talempong dimulai dengan nada pertama (do) dan diakhiri dengan nada ketujuh (si).
Penggunaan Talempong
Talempong adalah alat musik yang istimewa, karena kerap dimainkan untuk menyambut tamu istimewa di berbagai acara atau pesta yang menggunakan musik tradisional Minangkabau. Selain itu, alat musik ini juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional seperti Tari Piring dan Galombang. Keistimewaan suaranya biasa disandingkan dengan alat musik lain seperti akordeon, seruling panjang yang disebut saluang, gandang dan alat musik gesek sarunai.
Talempong di Malaysia
Tahukah Anda bahwa talempong ternyata juga ada di Malaysia? Talempong versi Malaysia ini disebut caklempong dan penampilan, suara serta penggunaannya juga mirip. Hal ini merupakan bukti kedatangan orang-orang Minangkabau ke Negeri Jiran tersebut pada sekitar abad ke-15. Hal ini pun semakin menambah keistimewaan talempong.
Bansi Seruling Pendek Khas Sumatera Barat
Bansi adalah alat musik tiup yang terkenal di Sumatra Barat, yang sangat kaya dengan berbagai instrument tradisional.
Bansi, Seruling Pendek Khas Minangkabau Sumatera Barat
Bansi, Seruling Pendek Khas Minangkabau Sumatera Barat
Alat
musik tiup merupakan tradisi yang ada di setiap kebudayaan, termasuk
kebudayaan Minangkabau. Bansi merupakan salah satu alat musik tiup yang
terkenal di Sumatra Barat, yang termasuk paling banyak dipelajari. Alat
musik tiup ini kerap terlihat di berbagai acara tradisional dan
pertunjukan adat, dan seruling ini juga termasuk mudah dipelajari.
Seruling Musik Modern dan Tradisional
Seruling Musik Modern dan Tradisional
Ciri
khas seruling ini adalah bentuknya yang pendek serta memiliki 7 lubang.
Ukurannya yang pendek tersebut memudahkan siapapun untuk belajar,
bahkan bagi yang jari-jemarinya pendek atau kurang lentur. Hal ini
membuat Bansi sering dijadikan seruling Minangkabau yang dipelajari pertama kali oleh mereka yang ingin belajar alat musik tiup khas Sumatra Barat.
Bansi terlihat seperti seruling umumnya dan terbuat dari bambu, dan sangat mudah dimainkan jika sudah memahami cara meletakkan jemari di lubang-lubangnya serta nada-nada dasarnya. Suaranya yang lembut membuatnya memberikan tambahan yang berbeda dalam setiap alunan musik. Bansi cocok dimainkan sambil mengiringi berbagai macam musik.
Bansi memiliki nada standar sehingga bisa digunakan untuk memainkan atau mengiringi baik musik tradisional maupun lagu-lagu modern. Bansi sering muncul dalam berbagai pertunjukan tradisional, pertunjukan musik, acara adat yang menggunakan musik, bahkan pertunjukan musik yang memadukan instrument tradisional dan modern.
Bansi sering juga digunakan untuk mengiringi tarian tradisional seperti tari pasambahan. Bansi sering dimainkan bersama saluang, yaitu seruling jenis lain dari Sumatra Barat. Akan tetapi, saluang lebih panjang dari bansi (sekitar 40 hingga 60 sentimeter) dan lubangnya hanya ada 4 sehingga cara memainkannya pun agak lebih rumit.
Bansi yang Mudah Dipelajari
Jika Anda tertarik ingin memelajari alat musik tiup Sumatra Barat,
Bansi merupakan salah satu alat musik yang mudah dipelajari. Hal ini
karena Bansi memiliki nada standar lantaran lubangnya ada 7 buah dan
ukurannya pendek. Anda bisa memelajari lagu-lagu standar dari Sumatra
Barat atau lagu modern kesukaan Anda dengan Bansi. Selain itu, belajar
Bansi bisa menjadi dasar untuk membiasakan diri memelajari seruling
lainnya.Bansi terlihat seperti seruling umumnya dan terbuat dari bambu, dan sangat mudah dimainkan jika sudah memahami cara meletakkan jemari di lubang-lubangnya serta nada-nada dasarnya. Suaranya yang lembut membuatnya memberikan tambahan yang berbeda dalam setiap alunan musik. Bansi cocok dimainkan sambil mengiringi berbagai macam musik.
Bansi memiliki nada standar sehingga bisa digunakan untuk memainkan atau mengiringi baik musik tradisional maupun lagu-lagu modern. Bansi sering muncul dalam berbagai pertunjukan tradisional, pertunjukan musik, acara adat yang menggunakan musik, bahkan pertunjukan musik yang memadukan instrument tradisional dan modern.
Bansi sering juga digunakan untuk mengiringi tarian tradisional seperti tari pasambahan. Bansi sering dimainkan bersama saluang, yaitu seruling jenis lain dari Sumatra Barat. Akan tetapi, saluang lebih panjang dari bansi (sekitar 40 hingga 60 sentimeter) dan lubangnya hanya ada 4 sehingga cara memainkannya pun agak lebih rumit.
Bansi yang Mudah Dipelajari
Saluang, Seruling Bersuara Lembut dari Sumatra Barat
Saluang merupakan alat musik tiup yang nampak sederhana namun sulit dipelajari, dan memiliki suara lembut yang khas.
Sekilas Tentang Alat Musik Saluang Dari Sumatera Barat
Jika
para musisi Sumatera Barat ditanya mana yang lebih sulit, apakah meniup
seruling bansi atau saluang, hampir pasti semua akan menjawab saluang.
Penampilan saluang memang cukup berbeda dan menyolok dibandingkan bansi.
Jika bansi pendek dan berlubang 7, saluang lebih panjang dan hanya
berlubang 4. Akan tetapi, justru karena itu saluang lebih sulit
dipelajari dan dimainkan daripada bansi. Saluang merupakan alat musik Sumatera Barat yang
memiliki suara indah dan khas; suaranya lembut dan mengalun dan
memiliki teknik tiupan yang unik, sehingga membedakannya dari bansi.
Ukuran, Bentuk dan Bahan Saluang
Saluang
merupakan seruling yang ukurannya relatif panjang; ukuran terpendek
sekitar 40 sentimeter, sementara ukuran terpanjang bisa mencapai 60
sentimeter. Diameter saluang biasanya sekitar 4 sentimeter. Saluang
biasanya terbuat dari bambu atau kayu talang. Uniknya, masyarakat
Minangkabau percaya bahwa bahan yang terbaik untuk membuat saluang
justru bukan dari bambu atau kayu talang utuh, melainkan yang tadinya
digunakan untuk tiang jemuran atau yang hanyut di sungai. Kabarnya,
kualitas suaranya akan menjadi lebih baik. Saluang hanya memiliki 4 buah
lubang, sehingga perlu keahlian ekstra untuk menemukan nada yang tepat
agar bisa menghasilkan lagu yang diinginkan.
Teknik Meniup yang Rumit
Saluang
merupakan seruling yang dianggap sebagai seruling tersulit untuk
dimainkan. Pemain saluang yang asli bahkan bisa bermain dengan cara
menarik dan menghembuskan napas di antara tiupan, sehingga lagu yang
diperdengarkan akan terdengar utuh, tidak ada yang terputus. Karena itu,
ada anggapan bahwa jika Anda sudah bisa memainkan saluang, biasanya
Anda akan bisa memainkan seruling yang lain.
Teknik
meniup seruling sambil menarik dan menghembuskan napas sekaligus ini
disebut teknik manyisiahkan angok alias menyisihkan napas, sedemikian
rupa sehingga napas bisa diatur sambil Anda bisa tetap meniup. Hal
inilah yang membuat saluang cukup sulit dipelajari, apalagi kalau hendak
memainkan lagu yang panjang. Pemain saluang legendaris dari Sumatra
Barat adalah Idris Sutan Sati.
Gendang Tabuik Sumber Kemeriahan di Acara Adat Tabuik
Dalam kebudayaan Minangkabau, banyak acara adat yang berkaitan dengan tradisi Islam. Salah satunya adalah Oyak Tabuik di Pariaman, perayaan meriah yang dilaksanakan untuk memperingati hari kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein, pada perang Karbela. Perayaan meriah ini tidak lengkap tanpa kehadiran sekelompok orang yang memainkan gendang tabuik atau tambue. Gendang ini merupakan salah satu persyaratan untuk memeriahkan acara tersebut.
Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 10 Muharam tersebut, gendang tabuik ditabuh terus-menerus dalam formasi yang bisa terdiri sampai 7 orang penabuh, sehingga menimbulkan suara yang riuh dan terkesan sebagai irama pengiring untuk maju perang. Hal ini merefleksikan keberanian Husein dan prajurit-prajuritnya saat berperang.
Bentuk dan Ukuran Gendang Tabuik
Gendang ini termasuk jenis gendang yang punya dua muka (sisi untuk ditabuh) yang terbuat dari kulit kambing. Tingginya 54 sentimeter dan diameternya 46 sentimeter sehingga cukup mengesankan dan menimbulkan suara nyaring ketika ditabuh. Penampilannya mirip dengan bedug atau gendang biasa, namun terkadang dalam acara gendang ini dihias dengan warna-warni menarik.
Gendang-gendang ini bisa jadi dimainkan dengan pola yang ritmis dan cenderung monoton atau dengan variasi interval irama sehingga terdengar variatif. Ini juga tergantung pada lagu yang dibawakan; beberapa lagu wajib seperti Oyak Tabuik, Katidiang Sompong, Kereta Mandaki dan sebagainya diiringin dengan gendang ini.
Gendang Tabuik dalam Upacara Oyak Tabuik
Gendang tabuik atau tambue digunakan untuk mengiringi beberapa tahapan dalam urut-urutan pelaksanaan ritual di upacara Oyak Tabuik. Karena upacara adat ini memiliki beberapa tahapan, ada beberapa yang harus diiringi gendang seperti upacara penebasan batang pohon pisang, mengarak sorban (diandaikan sebagai sorban Husain) dan sebagainya yang membutuhkan iringan musik yang heroik dan penuh semangat.
Akan tetapi, gendang tabuik juga bahkan dapat ditabuh sedemikian rupa sehingga bisa menimbulkan irama yang menyedihkan. Ini membuat gendang tabuik sebagai perkusi yang sangat kaya irama walaupun aslinya tidak memiliki melodi. Gendang tabuik pun menjadi salah satu alat musik yang sangat penting kehadirannya dalam upacara adat dan tak boleh ketinggalan.
Serunai-Musik Pengiring Silat dan Acara Panen
Alat Musik Serunai Merupakan Musik Tradisional Pengiring Silat dan Acara Panen di Sumatera Barat
Beberapa alat musik di Sumatra Barat mendapat pengaruh dari instrumen kebudayaan lain, salah satunya adalah serunai. Alat musik tiup ini memiliki kemiripan dengan alat musik tiup yang berbentuk dan bersuara serupa yang disebut shehnai, yang di India Utara kerap diasosiasikan dengan seruling milik para pemikat ular. Dengan bentuknya yang ramping, tubuhnya yang berukir indah dan suaranya yang nyaring, serunai adalah alat musik dengan bentuk dan suara yang khas serta mudah dikenali.
Bentuk dan Bahan Pembuatan Serunai
Serunai berbentuk seperti seruling yang ramping, yang ditiup dalam posisi vertikal dari ujungnya, sementara ujung yang satu lagi (tempat keluarnya suara) berbentuk agak melebar sehingga mirip seperti corong kecil. Suara yang keluar dari alat musik ini sangat khas yaitu nyaring dan melengking. Sementara itu, bagian yang digunakan untuk meniup berukuran lebih kecil dari badan seruling dan disebut puput; ukurannya mungkin sekitar 5 sentimeter.
Serunai terbuat dari bahan-bahan seperti bambu, kayu dan bahkan tanduk, sementara puputnya bisa terbuat dari bahan yang sama atau berbeda. Sementara itu, bagian corongnya yang melebar bisa terbuat dari bambu, kayu atau daun kelapa. Kadang, jika ada tanduk kerbau yang bentuknya secara alami sedikit melebar, maka tanduk itu bisa dipakai untuk corong. Diameter corong sekitar 10 sentimeter. Serunai memiliki 4 lubang jari, dan iramanya mengikuti aturan nada pentatonis yang dimulai dari do dan berakhir dengan sol. Karena itu, irama dan bunyinya sangat khas.
Kapan Memainkan Serunai?
Serunai biasanya dimainkan saat upacara adat, namun kadang alat musik ini juga dimainkan untuk mengiringi acara panen raya. Banyak juga orang yang suka membawa instrumen ini ke tengah sawah dan memainkannya di sela-sela waktu bekerja, menimbulkan pemandangan dan suara yang khas.
Salah satu penggunaan paling populer dan khas dari Serunai adalah untuk mengiringi peragaan dan pertandingan pencak silat Minangkabau. Iringan tiupan serunai yang mengiringi para pesilat bertanding atau memperagakan jurus-jurus silat menjadi pemandangan yang mengagumkan dan mengesankan.
- Pupuik Tanduak
Rabab Alat Musik untuk Mendongeng
Rabab adalah alat musik unik yang digunakan bukan hanya untuk bermusik namun juga untuk menuturkan cerita.
Rabab dari Minangkabau Sumatera Barat- Alat Musik untuk Mendongeng
Kebudayaan Minangkabau kaya akan seni bertutur, termasuk yang disebut cerita nagari atau cerita rakyat. Dalam penyampaiannya, cerita ini biasanya diiringi dengan iringan alat musik yang berfungsi sebagai lagu ‘tema’ sekaligus memberikan nuansa tertentu pada cerita yang disampaikan. Rabab merupakan alat musik yang digunakan untuk mengiringi cerita tersebut, dimana alat musik ini digesek sembari cerita dituturkan.
Rabab biasanya dibuat dari tempurung kelapa yang dipasangi pegangan dan senar serta dimainkan dengan cara digesek. Suaranya khas; tinggi dan melengking sehingga menimbulkan kesan melankolis serta pilu, walaupun tidak semua jenis cerita yang disampaikan dengan gaya cerita nagari bernuansa sedih atau tragis.
Pengaruh Portugis dalam Rabab
Rabab dari Minangkabau Sumatera Barat- Alat Musik untuk Mendongeng
Kebudayaan Minangkabau kaya akan seni bertutur, termasuk yang disebut cerita nagari atau cerita rakyat. Dalam penyampaiannya, cerita ini biasanya diiringi dengan iringan alat musik yang berfungsi sebagai lagu ‘tema’ sekaligus memberikan nuansa tertentu pada cerita yang disampaikan. Rabab merupakan alat musik yang digunakan untuk mengiringi cerita tersebut, dimana alat musik ini digesek sembari cerita dituturkan.
Rabab biasanya dibuat dari tempurung kelapa yang dipasangi pegangan dan senar serta dimainkan dengan cara digesek. Suaranya khas; tinggi dan melengking sehingga menimbulkan kesan melankolis serta pilu, walaupun tidak semua jenis cerita yang disampaikan dengan gaya cerita nagari bernuansa sedih atau tragis.
Pengaruh Portugis dalam Rabab
Rabab memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung wilayah asal alat musik tersebut. Ada beberapa jenis rabab di wilayah Sumatra Barat
dimana masing-masing digunakan untuk bentuk seni yang memiliki ciri
khas sesuai daerah tersebut seperti rabab pasisie, piaman dan darek.
Uniknya lagi, rabab pasisie memiliki bentuk yang agak mirip biola
Eropa; hal ini bisa jadi karena adanya pengaruh biola yang
diperkenalkan bangsa Portugis.
Bangsa Portugis masuk ke Nusantara lewat pesisir sebelah barat Sumatra pada abad ke-16, sehingga wajar jika ada pengaruh yang masuk ke budaya lokal, termasuk biola yang mereka bawa. Hal ini memberikan ciri khas tersendiri pada rabab.
Rabab dan Kesenian Lokal
Tidak
ada cara yang sangat baku dalam hal memainkan rabab; hal ini karena
masing-masing pemain rabab memiliki cara tersendiri dalam hal
menyampaikan cerita nagari yang mereka sebut dengan kaba. Hal ini karena
masing-masing penceritaan biasanya memiliki semacam lagu ‘tema’ pokok
yang mengiringi cerita dari awal sampai akhir. Akibatnya, Anda bisa
mendengar irama yang berbeda-beda dari pencerita yang juga berbeda.Bangsa Portugis masuk ke Nusantara lewat pesisir sebelah barat Sumatra pada abad ke-16, sehingga wajar jika ada pengaruh yang masuk ke budaya lokal, termasuk biola yang mereka bawa. Hal ini memberikan ciri khas tersendiri pada rabab.
Rabab dan Kesenian Lokal
Kesenian yang menggunakan rabab ini sekarang biasa ditampilkan di pesta atau perayaan khas Sumatra Barat, namun kesenian ini sayangnya sudah sangat langka dan jarang ada orang yang bisa memainkannya. Bahkan kini, tidak semua acara pernikahan adat Sumatra Barat menghadirkan pertunjukan rabab khas ini.
- Tambua
- Pupuik Batang Padi
Keunikan Alat Musik Talempong Batu Talang Anau
Talempong Batu Talang Anau adalah alat musik tradisional yang juga menyajikan kisah legendaries dan mitos di kalangan masyarakat lokal Sumatra Barat.
Talempong Batu Talang Anau Payakumbuh
Sumatra
Barat memang terkenal sebagai salah satu kebudayaan yang jelas bisa
membuat para wisatawan baik luar negeri atau manca Negara dan juga
wisatawan domestik akan tertarik untuk mengunjungi propinsi Sumatra
Barat. Salah satu seni kebudayaan dan juga obyek wisata yang menarik untuk dinikmati Talempong Batu Palang Anau di Payakumbuh.
Talempong merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bahan
logam kuningan yang berbentuk seperti sebuah gong. Alat musik
tradisional tersebut digunakan untuk mengiringi para penari dan juga
kesenian randai dan juga mengarak pengantin.
Keunikan Telampong Batu Talang Anau di Payakumbuh
Keunikan Telampong Batu Talang Anau di Payakumbuh
Keunikan dari Talempong Batu Talang Anau yang terdapat di Payakumbuh ini adalah bahan yang digunakan. Jika biasanya alat music Talempong
menggunakan bahan logam kuningan, maka di di Talang Anau, Payakumbuh,
talempong dibuat dari batu alam yang didapat dari batu gunung di
sekitarnya. Yang menarik adalah bunyi yang dihasilkan oleh Talempong
dari batu ini sama persis dengan bunyi yang dihasilkan oleh Talempong
dari bahan logam kuningan. Bentuk dari alat music sendiri tidak sama.
Talempong ini memiliki bentuk tidak beraturan seperti halnya sebuah batu
alam atau batu gunung pada umumnya.
Kisah Unik Talempong di Payakumbuh
Ketika para wisatawan mengunjungi Payakkmbuh untuk melihat dan menyaksikan Talempong Batu Talang Anau
ini, pasti akan disuguhi kisah unik dan juga legenda penemuan alat
musik tradisional dari batu ini. Dikabarkan batu gunung ini dibawa oleh
Syamsudin yang mendapat wangsit untuk membawa batu ini ke tempatnya
sekarang. Ia meminta kepada masyarakat Payakumbuh untuk meminta ijin
jika ingin membunyikan alat music tersebut. Kisah Unik Talempong di Payakumbuh
Dengan kemenyan putih, alat music ini bisa mengeluarkan suara seperti Talempong dari kuningan. Alat music ini juga bisa menjadi sinyal bahaya dengan mengeluarkan suara menderum, menggelegar dan juga beberapa suara yang cukup aneh untuk memberitahu kepada para masyarakat untuk waspada dan juga ekstra hati-hati dengan ancaman bahaya yang sedang menanti. Benar atau tidaknya kisah tersebut, kehadiran telempong dari bahan baku yang unik ini telah memperkaya seni dan kebudayaan negeri kita.
0 komentar :
Posting Komentar