BAGAIMANA DENGAN BLOG SAYA ?

Senin, 08 Desember 2014

Mengenal Jenis Alat Musik Dari Sumatera Barat

Mengenal  Jenis Alat Musik Dari Sumatera Barat
Kebudayaan Sumatra Barat sangat kaya akan berbagai instrumen musiknya. berikut adalah berbagai jenis alat musik di Sumatra Barat.

Mengenal Berbagai Macam Jenis  Alat Musik Dari Sumatra Barat

Kebudayaan Minangkabau di Sumatera Barat tidak bisa dipisahkan dari seni musik; musik mengiringi berbagai hal mulai dari aktifitas menanam padi, pertandingan pencak silat hingga perayaan besar-besaran seperti pernikahan dan perayaan Tambuik. Jenis alat musik di Sumatra Barat pun beragam dan memiliki beragam bentuk serta metode untuk memainkannya.

Berikut adalah berbagai jenis alat musik di Sumatra Barat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari adat istiadat masyarakatnya. 

Talempong Kuningan-Musik Dari Sumatera Barat

Tiap budaya punya alat musik untuk menyambut tamu istimewa, talempong dari Sumatra Barat adalah salah satunya.

Talempong, Alat Musik untuk Penyambutan Tamu Istimewa 

 Jika Anda menjadi tamu istimewa dalam sebuah acara yang diadakan dengan cara tradisional, atau masuk ke acara pernikahan khas Sumatra Barat, Anda mungkin akan mendengar suara indah mirip bonang (alat musik pukul dari set gamelan) yang dimainkan. Talempong adalah alat musik yang menghasilkan suara tersebut. Suaranya yang dalam, menggema dan merdu membuatnya cocok sebagai alat musik di acara penyambutan.

Ukuran dan Bentuk Talempong


Jika Anda pernah melihat instrumen bonang pada set gamelan Jawa, maka seperti itulah bentuk talempong. Bahan untuk membuat talempong bermacam-macam; ada yang sederhana seperti batu atau kayu, namun saat ini yang paling banyak ditemukan dan dimainkan di berbagai acara adalah talempong kuningan.

Talempong terdiri dari beberapa gong kecil berdiameter 15 hingga 17 sentimeter yang dideretkan pada sebuah rangka kayu. Bagian bawah talempong berlubang sehingga menimbulkan kesan suara seperti bergema jika dipukul dengan pemukul kayu. Ini membuat suara yang dihasilkan sangat dalam, bergaung dan memberi kesan yang berbeda pada rangkaian musik yang dimainkan.

Cara memainkannya adalah dengan memukulkan pemukul ke tonjolan berbentuk lingkaran yang ada di bagian atas gong talempong tersebut. Gong yang ukurannya berlainan akan membentuk nada yang berlainan pula. Rangkaian nada talempong dimulai dengan nada pertama (do) dan diakhiri dengan nada ketujuh (si).

Penggunaan Talempong


Talempong adalah alat musik yang istimewa, karena kerap dimainkan untuk menyambut tamu istimewa di berbagai acara atau pesta yang menggunakan musik tradisional Minangkabau. Selain itu, alat musik ini juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional seperti Tari Piring dan Galombang. Keistimewaan suaranya biasa disandingkan dengan alat musik lain seperti akordeon, seruling panjang yang disebut saluang, gandang dan alat musik gesek sarunai.

Talempong di Malaysia


Tahukah Anda bahwa talempong ternyata juga ada di Malaysia? Talempong versi Malaysia ini disebut caklempong dan penampilan, suara serta penggunaannya juga mirip. Hal ini merupakan bukti kedatangan orang-orang Minangkabau ke Negeri Jiran tersebut pada sekitar abad ke-15. Hal ini pun semakin menambah keistimewaan talempong.


Bansi Seruling Pendek Khas Sumatera Barat

Bansi alat musik tradisional dari Sumatera Barat
Bansi adalah alat musik tiup yang terkenal di Sumatra Barat, yang sangat kaya dengan berbagai instrument tradisional.

Bansi, Seruling Pendek Khas Minangkabau Sumatera Barat
Alat musik tiup merupakan tradisi yang ada di setiap kebudayaan, termasuk kebudayaan Minangkabau. Bansi merupakan salah satu alat musik tiup yang terkenal di Sumatra Barat, yang termasuk paling banyak dipelajari. Alat musik tiup ini kerap terlihat di berbagai acara tradisional dan pertunjukan adat, dan seruling ini juga termasuk mudah dipelajari.

Seruling Musik Modern dan Tradisional
Ciri khas seruling ini adalah bentuknya yang pendek serta memiliki 7 lubang. Ukurannya yang pendek tersebut memudahkan siapapun untuk belajar, bahkan bagi yang jari-jemarinya pendek atau kurang lentur. Hal ini membuat Bansi sering dijadikan seruling Minangkabau yang dipelajari pertama kali oleh mereka yang ingin belajar alat musik tiup khas Sumatra Barat.

Bansi terlihat seperti seruling umumnya dan terbuat dari bambu, dan sangat mudah dimainkan jika sudah memahami cara meletakkan jemari di lubang-lubangnya serta nada-nada dasarnya. Suaranya yang lembut membuatnya memberikan tambahan yang berbeda dalam setiap alunan musik. Bansi cocok dimainkan sambil mengiringi berbagai macam musik.

Bansi memiliki nada standar sehingga bisa digunakan untuk memainkan atau mengiringi baik musik tradisional maupun lagu-lagu modern. Bansi sering muncul dalam berbagai pertunjukan tradisional, pertunjukan musik, acara adat yang menggunakan musik, bahkan pertunjukan musik yang memadukan instrument tradisional dan modern.

Bansi sering juga digunakan untuk mengiringi tarian tradisional seperti tari pasambahan. Bansi sering dimainkan bersama saluang, yaitu seruling jenis lain dari Sumatra Barat. Akan tetapi, saluang lebih panjang dari bansi (sekitar 40 hingga 60 sentimeter) dan lubangnya hanya ada 4 sehingga cara memainkannya pun agak lebih rumit.

Bansi yang Mudah Dipelajari
Jika Anda tertarik ingin memelajari alat musik tiup Sumatra Barat, Bansi merupakan salah satu alat musik yang mudah dipelajari. Hal ini karena Bansi memiliki nada standar lantaran lubangnya ada 7 buah dan ukurannya pendek. Anda bisa memelajari lagu-lagu standar dari Sumatra Barat atau lagu modern kesukaan Anda dengan Bansi. Selain itu, belajar Bansi bisa menjadi dasar untuk membiasakan diri memelajari seruling lainnya.

Saluang, Seruling Bersuara Lembut dari Sumatra Barat

Saluang alat musik tradisinal dari sumatera barat
Saluang merupakan alat musik tiup yang nampak sederhana namun sulit dipelajari, dan memiliki suara lembut yang khas.

Sekilas Tentang Alat Musik Saluang Dari Sumatera Barat


Jika para musisi Sumatera Barat ditanya mana yang lebih sulit, apakah meniup seruling bansi atau saluang, hampir pasti semua akan menjawab saluang. Penampilan saluang memang cukup berbeda dan menyolok dibandingkan bansi. Jika bansi pendek dan berlubang 7, saluang lebih panjang dan hanya berlubang 4. Akan tetapi, justru karena itu saluang lebih sulit dipelajari dan dimainkan daripada bansi. Saluang merupakan alat musik Sumatera Barat yang memiliki suara indah dan khas; suaranya lembut dan mengalun dan memiliki teknik tiupan yang unik, sehingga membedakannya dari bansi.

Ukuran, Bentuk dan Bahan Saluang

Saluang merupakan seruling yang ukurannya relatif panjang; ukuran terpendek sekitar 40 sentimeter, sementara ukuran terpanjang bisa mencapai 60 sentimeter. Diameter saluang biasanya sekitar 4 sentimeter. Saluang biasanya terbuat dari bambu atau kayu talang. Uniknya, masyarakat Minangkabau percaya bahwa bahan yang terbaik untuk membuat saluang justru bukan dari bambu atau kayu talang utuh, melainkan yang tadinya digunakan untuk tiang jemuran atau yang hanyut di sungai. Kabarnya, kualitas suaranya akan menjadi lebih baik. Saluang hanya memiliki 4 buah lubang, sehingga perlu keahlian ekstra untuk menemukan nada yang tepat agar bisa menghasilkan lagu yang diinginkan.

Teknik Meniup yang Rumit

Saluang merupakan seruling yang dianggap sebagai seruling tersulit untuk dimainkan. Pemain saluang yang asli bahkan bisa bermain dengan cara menarik dan menghembuskan napas di antara tiupan, sehingga lagu yang diperdengarkan akan terdengar utuh, tidak ada yang terputus. Karena itu, ada anggapan bahwa jika Anda sudah bisa memainkan saluang, biasanya Anda akan bisa memainkan seruling yang lain.

Teknik meniup seruling sambil menarik dan menghembuskan napas sekaligus ini disebut teknik manyisiahkan angok alias menyisihkan napas, sedemikian rupa sehingga napas bisa diatur sambil Anda bisa tetap meniup. Hal inilah yang membuat saluang cukup sulit dipelajari, apalagi kalau hendak memainkan lagu yang panjang. Pemain saluang legendaris dari Sumatra Barat adalah Idris Sutan Sati.

Keunikan lainnya adalah adanya kepercayaan bahwa pemain saluang ahli memiliki semacam ‘mantera’ yang dipelajari untuk menghipnotis pendengarnya; itulah sebabnya mengapa suara saluang sangat merdu.

Gendang Tabuik Sumber Kemeriahan di Acara Adat Tabuik

Alat musik gendang tabuik dari Sumatera Barat
Sebagai salah satu alat perkusi, gendang tabuik dimainkan dalam grup dan menjadi sumber kemeriahan saat acara Oyak Tabuik  berlangsung.Alat Musik Gendang Tabuik Merupakan Sumber Kemeriahan di Acara Adat Tabuik -Sumatera Barat

Dalam kebudayaan Minangkabau, banyak acara adat yang berkaitan dengan tradisi Islam. Salah satunya adalah Oyak Tabuik di Pariaman, perayaan meriah yang dilaksanakan untuk memperingati hari kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein, pada perang Karbela. Perayaan meriah ini tidak lengkap tanpa kehadiran sekelompok orang yang memainkan gendang tabuik atau tambue. Gendang ini merupakan salah satu persyaratan untuk memeriahkan acara tersebut.

Dalam acara yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 10 Muharam tersebut, gendang tabuik ditabuh terus-menerus dalam formasi yang bisa terdiri sampai 7 orang penabuh, sehingga menimbulkan suara yang riuh dan terkesan sebagai irama pengiring untuk maju perang. Hal ini merefleksikan keberanian Husein dan prajurit-prajuritnya saat berperang.

Bentuk dan Ukuran Gendang Tabuik
Gendang ini termasuk jenis gendang yang punya dua muka (sisi untuk ditabuh) yang terbuat dari kulit kambing. Tingginya 54 sentimeter dan diameternya 46 sentimeter sehingga cukup mengesankan dan menimbulkan suara nyaring ketika ditabuh. Penampilannya mirip dengan bedug atau gendang biasa, namun terkadang dalam acara gendang ini dihias dengan warna-warni menarik.

Gendang-gendang ini bisa jadi dimainkan dengan pola yang ritmis dan cenderung monoton atau dengan variasi interval irama sehingga terdengar variatif. Ini juga tergantung pada lagu yang dibawakan; beberapa lagu wajib seperti Oyak Tabuik, Katidiang Sompong, Kereta Mandaki dan sebagainya diiringin dengan gendang ini.

Gendang Tabuik dalam Upacara Oyak Tabuik
Gendang tabuik atau tambue digunakan untuk mengiringi beberapa tahapan dalam urut-urutan pelaksanaan ritual di upacara Oyak Tabuik. Karena upacara adat ini memiliki beberapa tahapan, ada beberapa yang harus diiringi gendang seperti upacara penebasan batang pohon pisang, mengarak sorban (diandaikan sebagai sorban Husain) dan sebagainya yang membutuhkan iringan musik yang heroik dan penuh semangat.

Akan tetapi, gendang tabuik juga bahkan dapat ditabuh sedemikian rupa sehingga bisa menimbulkan irama yang menyedihkan. Ini membuat gendang tabuik sebagai perkusi yang sangat kaya irama walaupun aslinya tidak memiliki melodi. Gendang tabuik pun menjadi salah satu alat musik yang sangat penting kehadirannya dalam upacara adat dan tak boleh ketinggalan.


Serunai-Musik Pengiring Silat dan Acara Panen

Alat musik trandisonal dari Sumatera Barat
Alat musik serunai mendapat pengaruh dari India, dan kini merupakan bagian tak terpisahkan dari berbagai aktifitas masyarakat Sumatra Barat.

Alat Musik Serunai Merupakan Musik Tradisional Pengiring Silat dan Acara Panen di Sumatera Barat

Beberapa alat musik di Sumatra Barat mendapat pengaruh dari instrumen kebudayaan lain, salah satunya adalah serunai. Alat musik tiup ini memiliki kemiripan dengan alat musik tiup yang berbentuk dan bersuara serupa yang disebut shehnai, yang di India Utara kerap diasosiasikan dengan seruling milik para pemikat ular. Dengan bentuknya yang ramping, tubuhnya yang berukir indah dan suaranya yang nyaring, serunai adalah alat musik dengan bentuk dan suara yang khas serta mudah dikenali.

Bentuk dan Bahan Pembuatan Serunai
Serunai berbentuk seperti seruling yang ramping, yang ditiup dalam posisi vertikal dari ujungnya, sementara ujung yang satu lagi (tempat keluarnya suara) berbentuk agak melebar sehingga mirip seperti corong kecil. Suara yang keluar dari alat musik ini sangat khas yaitu nyaring dan melengking. Sementara itu, bagian yang digunakan untuk meniup berukuran lebih kecil dari badan seruling dan disebut puput; ukurannya mungkin sekitar 5 sentimeter.

Serunai terbuat dari bahan-bahan seperti bambu, kayu dan bahkan tanduk, sementara puputnya bisa terbuat dari bahan yang sama atau berbeda. Sementara itu, bagian corongnya yang melebar bisa terbuat dari bambu, kayu atau daun kelapa. Kadang, jika ada tanduk kerbau yang bentuknya secara alami sedikit melebar, maka tanduk itu bisa dipakai untuk corong. Diameter corong sekitar 10 sentimeter. Serunai memiliki 4 lubang jari, dan iramanya mengikuti aturan nada pentatonis yang dimulai dari do dan berakhir dengan sol. Karena itu, irama dan bunyinya sangat khas.

Kapan Memainkan Serunai?
Serunai biasanya dimainkan saat upacara adat, namun kadang alat musik ini juga dimainkan untuk mengiringi acara panen raya. Banyak juga orang yang suka membawa instrumen ini ke tengah sawah dan memainkannya di sela-sela waktu bekerja, menimbulkan pemandangan dan suara yang khas.

Salah satu penggunaan paling populer dan khas dari Serunai adalah untuk mengiringi peragaan dan pertandingan pencak silat Minangkabau. Iringan tiupan serunai yang mengiringi para pesilat bertanding atau memperagakan jurus-jurus silat menjadi pemandangan yang mengagumkan dan mengesankan.


  • Pupuik Tanduak
Ini adalah instrumen unik dari tanduk kerbau yang hanya memiliki satu nada, dan dulunya digunakan dalam konteks sosial sebagai alat untuk mengumpulkan atau memberi isyarat pada warga.

Rabab Alat Musik untuk Mendongeng

Alat musik tradisional dari Minangkabau Sumatera Barat
Rabab adalah alat musik unik yang digunakan bukan hanya untuk bermusik namun juga untuk menuturkan cerita.

Rabab dari Minangkabau Sumatera Barat- Alat Musik untuk Mendongeng
Kebudayaan Minangkabau kaya akan seni bertutur, termasuk yang disebut cerita nagari atau cerita rakyat. Dalam penyampaiannya, cerita ini biasanya diiringi dengan iringan alat musik yang berfungsi sebagai lagu ‘tema’ sekaligus memberikan nuansa tertentu pada cerita yang disampaikan. Rabab merupakan alat musik yang digunakan untuk mengiringi cerita tersebut, dimana alat musik ini digesek sembari cerita dituturkan.

Rabab biasanya dibuat dari tempurung kelapa yang dipasangi pegangan dan senar serta dimainkan dengan cara digesek. Suaranya khas; tinggi dan melengking sehingga menimbulkan kesan melankolis serta pilu, walaupun tidak semua jenis cerita yang disampaikan dengan gaya cerita nagari bernuansa sedih atau tragis.

Pengaruh Portugis dalam Rabab
Rabab memiliki ciri khas yang berbeda-beda tergantung wilayah asal alat musik tersebut. Ada beberapa jenis rabab di wilayah Sumatra Barat dimana masing-masing digunakan untuk bentuk seni yang memiliki ciri khas sesuai daerah tersebut seperti rabab pasisie, piaman dan darek. Uniknya lagi, rabab pasisie memiliki bentuk yang agak mirip biola Eropa; hal ini bisa jadi karena adanya pengaruh biola yang diperkenalkan bangsa Portugis.

Bangsa Portugis masuk ke Nusantara lewat pesisir sebelah barat Sumatra pada abad ke-16, sehingga wajar jika ada pengaruh yang masuk ke budaya lokal, termasuk biola yang mereka bawa. Hal ini memberikan ciri khas tersendiri pada rabab.

Rabab dan Kesenian Lokal
Tidak ada cara yang sangat baku dalam hal memainkan rabab; hal ini karena masing-masing pemain rabab memiliki cara tersendiri dalam hal menyampaikan cerita nagari yang mereka sebut dengan kaba. Hal ini karena masing-masing penceritaan biasanya memiliki semacam lagu ‘tema’ pokok yang mengiringi cerita dari awal sampai akhir. Akibatnya, Anda bisa mendengar irama yang berbeda-beda dari pencerita yang juga berbeda.

Kesenian yang menggunakan rabab ini sekarang biasa ditampilkan di pesta atau perayaan khas Sumatra Barat, namun kesenian ini sayangnya sudah sangat langka dan jarang ada orang yang bisa memainkannya. Bahkan kini, tidak semua acara pernikahan adat Sumatra Barat menghadirkan pertunjukan rabab khas ini.


  • Tambua
Ini adalah satu set tambur berukuran besar dari kayu dan kulit kambing, yang biasanya ditabuh oleh sekelompok pemuda (biasanya ada 6 orang) dan biasanya dimainkan saat ada perayaan atau acara adat.
  • Pupuik Batang Padi
Ini adalah instrumen yang sangat sederhana dan terbuat dari batang padi tua, dan biasanya tidak memiliki lubang-lubang kecil untuk mengatur nada seperti seruling. Suaranya yang nyaring melengking menjadi pengiring wajib untuk mengiringi berbagai upacara adat termasuk upacara panen.

Keunikan Alat Musik Talempong Batu Talang Anau

Keunikan Alat Musik Talempong Batu Talang Anau
Talempong Batu Talang Anau adalah alat musik tradisional yang juga menyajikan kisah legendaries dan mitos di kalangan masyarakat lokal Sumatra Barat.

Talempong Batu Talang Anau Payakumbuh

Sumatra Barat memang terkenal sebagai salah satu kebudayaan yang jelas bisa membuat para wisatawan baik luar negeri atau manca Negara dan juga wisatawan domestik akan tertarik untuk mengunjungi propinsi Sumatra Barat. Salah satu seni kebudayaan dan juga obyek wisata yang menarik untuk dinikmati Talempong Batu Palang Anau di Payakumbuh. Talempong merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bahan logam kuningan yang berbentuk seperti sebuah gong. Alat musik tradisional tersebut digunakan untuk mengiringi para penari dan juga kesenian randai dan juga mengarak pengantin.

Keunikan Telampong Batu Talang Anau di Payakumbuh
Keunikan dari Talempong Batu Talang Anau yang terdapat di Payakumbuh ini adalah bahan yang digunakan. Jika biasanya alat music Talempong menggunakan bahan logam kuningan, maka di di Talang Anau, Payakumbuh, talempong dibuat dari batu alam yang didapat dari batu gunung di sekitarnya. Yang menarik adalah bunyi yang dihasilkan oleh Talempong dari batu ini sama persis dengan bunyi yang dihasilkan oleh Talempong dari bahan logam kuningan. Bentuk dari alat music sendiri tidak sama. Talempong ini memiliki bentuk tidak beraturan seperti halnya sebuah batu alam atau batu gunung pada umumnya.

Kisah Unik Talempong di Payakumbuh
Ketika para wisatawan mengunjungi Payakkmbuh untuk melihat dan menyaksikan Talempong Batu Talang Anau ini, pasti akan disuguhi kisah unik dan juga legenda penemuan alat musik tradisional dari batu ini. Dikabarkan batu gunung ini dibawa oleh Syamsudin yang mendapat wangsit  untuk membawa batu ini ke tempatnya sekarang. Ia meminta kepada masyarakat Payakumbuh untuk meminta ijin jika ingin membunyikan alat music tersebut.

Dengan kemenyan putih, alat music ini bisa mengeluarkan suara seperti Talempong dari kuningan. Alat music ini juga bisa menjadi sinyal bahaya dengan mengeluarkan suara menderum, menggelegar dan juga beberapa suara yang cukup aneh untuk memberitahu kepada para masyarakat untuk waspada dan juga ekstra hati-hati dengan ancaman bahaya yang sedang menanti. Benar atau tidaknya kisah tersebut, kehadiran telempong dari bahan baku yang unik ini telah memperkaya seni dan kebudayaan negeri kita.

0 komentar :

Posting Komentar